KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR.
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang masalah
Kunci
pembangunan masa mendatang adalah pendidikan. Sebab dengan pendidikan
diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dalam
mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Proses belajar mengajar merupakn inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Karena
proses belajar pengajar mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik atara guru dan
siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
- Rumusan masalah
·
Bagaimanakah suatu proses belajar mangajar
dianggap berhasil ?
·
Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
keberhasilan belajar mengajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR
A.Pengertian Keberhasilan
Untuk
mengatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap
guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsapatnya. namun, untuk
menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman kepada kurikulum yang berlaku
saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa “ suatau proses belajar
mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional
khusus (TIK)–nya dapat tercapai”.
Untuk
mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap
selesai menyajikan satu bahan kepada siswa. Penilaian Formatif ini untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan instruksional khusus (TIK)
yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpanbaik
kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan
program remedial bagi siswa yang belum berhasil.
karena
itulah, suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan
berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan
tersebut.
B.Indikator Keberhasilan
Yang
menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah
hal-hal sebagai berikut :
- Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajar mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
- Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun
demikian, indicator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah
daya serap.
C.Penilaian Keberhasilan
Untuk
mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan
melalui tes prestasi belajar. berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes
prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :
- Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya
serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
- Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang
telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuan adalah untuk memperoleh gambaran
daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes
subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
- Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap
bahan pokok-pokok bahanan yang telah diajarkan selama satu semester, sat atau
dua tahun pelajaran. Tujannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf
keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu.hasil dari tes
sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking)
atau sebagai ukuran mutu sekolah.
D.Tingkat Keberhasilan
Setiap proses belajar mengajar
selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat
mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubung dengan hal inilah
keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf.
Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Istimewa/ maksimal
: Apabila seluruh bahan
pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai oleh siswa.
2.
Baik sekali/ Optimal :
Apabila sebahagian besar (76% s.d.
99% ) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3.
Baik/ Minimal :
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d. 75% saja dukuasai oleh
siswa.
4.
Kurang :
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.
Dengan melihat data yang terdapat
dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan persentase keberhasilan siswa
dalam mencapai TIK tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar
mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.
E. Program Perbaikan
Taraf atau tingkatan keberhasilan
proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya. Salah satunya
adalah sehubungan dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri yang
antara lain adalah : Apakah proses belajar mengajar berikut pokok bahasan baru,
mengulang seluruh pokok bahasan yang baru saja diajarkan, atau bagaimana ?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut
hendaknya didasarkan pada taraf atau tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar yang baru saja dilaksanakan.
1.
Apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses
belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal atau bahkan
maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan
yang baru.
2. Apabila
75% atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar
mencapai taraf keberhasilan kurang (dibawah taraf minimal), maka proses belajar
mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaikan (remedial)
Pengukuran tentang taraf atau
tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar ini ternyata berperan penting.
Kerena itu, pengukurannya harus betul-betul syahih (valid), andal ( reliadel),
dan lugas (objective). Hal ini mungkin tercapai bila alat ukurannya disusun
berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan penyusunan butir tes.
Pengajaran
perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a.
Mengulang pokok bahasan seluruhnya.
b.
Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak
dikuasai.
c.
Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal
bersama-sama.
d.
Memberikan tugas-tugas khusus.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan
Jika ada guru yang mengatakan bahwa
dia tidak ingin berhasil dalam mengajar, adalah ungkapan seorang guru yang
sudah putus asa dan jauh dari kepribadian seorang guru. Mustahil setiap guru
tidak Ingin berhasil dalam mengajar. Apabila jika guru itu hadir kedalam dunia
pendidikan berdasarkan tuntutan hati nurani. Panggilan jiwanya pasti merintih
atas kegagalan mendidik dan membina anak didiknya.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar antara lain : tujuan,
guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi, dan
suasana evaluasi.
1.Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus
sebagai sarana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.sedikit
banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan
oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik.
Guru dengan sengaja menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan. Jika
kegiatan belajar anak didik dan kegiatan mengajar guru bertentangan, dengan
sendirinya tujuan pengajaran pun gagal untuk dicapai.
Karena sebagai pedoman sekaligus
sebagai sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali kegiatan belajar mengajar,
maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pembelajarannya. Guru hanya
merumuskan Tujuan Pembelajaran khusus (TPK), karena Tujuan Pembelajaran Umum
(TPU) sudah tersedia dalam GBPP. Inilah
langkah pertama yang harus guru lakukan dalam menyusun rencana pengajaran.
Tujuan Pembelajaran Khusus ini harus
dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu :
a.
Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai.
b.
Membatasi dalam keadaan mana perubahan prilaku
diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku).
c.
Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku
dalam arti penggambaran standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai
hasil yang dicapai.
Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK) adalah wakil dari Tujuan Pembelajaran Umum (TPU).
Maka perbuatan TPK harus berpedoman pada TPU. Agar TPK dapat mewakili terhadap
TPU perlu dipikirkan beberapa petunjuk (indicator) suatu TPU. Indikator suatu
TPU itu banyak namun dalam hal ini hendaknya yang dipilih yang betul-betul
penting sehingga dapat mewakili (representatif)
TPU. Berdasarkan indicator terpilih tersebut itulah dirumuskan TPK.
Berdasarkan indicator terpilih
tersebut diatas itulah dapat dirumuskan sejumlah TPK dari TPU yang
bersangkutan.
Contoh rumusan TPK berdasarkan
cici-ciri dan indicator terpilih tersebut adalah : “ dengan menggunakan peta
siswa dapat menunjukan tiga daerah objek wisata di Kalimantan Selatan dengan
tepat dan benar”.
Bila
TPK tersebut dianalisis, dapatlah diketahui unsure-unsur berikut :
1.
Audience : Siswa
2.
Behavior : Dapat menunjukan tiga daerah objek
wisata di kalimantan selatan
3.
Condition : dengan
menggunakan peta.
4.
Degree :
Dengan tepat dan benar
2 Guru
Guru adalah
tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada aanak didik
disekolah. Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang
kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru di akui sebagai aspek
yang tidak bisa dikesampingkan dari
kerangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan anakdidik menjadi
orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian.
3.
Anak Didik
Anak
didik adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar
berikut hasil dari kagiatan itu, yaitu keberhasilan belajar mengajar.
4.
Kegiatan Pengajaran
Pola
umum kegiatan ppengajaran adalah terjadinya interaksi anatara guru dengan anak
didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang
belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi
kepentingan belajar anak didik.
5.
Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan
evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah
dipelajari oleh anak didik guna kepentingan.bila tiba masa ulanagan, semua
bahan yang telah diprogramkan dan harus selesai dalam janagka waktu tertentu
dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan item-item soal evaluasi.
maklahnya bagus... klo sumbrnya diposting jga pasti jauh lebih indah..
BalasHapus